Бұл функцияны тым көп пайдаланған сияқтысыз. Функция уақытша блокталды.

Бұл Қауымдастық стандарттарымызды бұзбайды деп ойласаңыз,

Offenbar hast du diese Funktion zu schnell genutzt. Du wurdest vorübergehend von der Nutzung dieser Funktion blockiert.

Offenbar hast du diese Funktion zu schnell genutzt. Du wurdest vorübergehend von der Nutzung dieser Funktion blockiert.

Ini 12 Aktor Yang Pernah Perankan Karakter Sun Go Kong, Mana Idolamu?

Sosok Kera Sakti alias Sun Go Kong pasti tak asing lagi bagimu. Dia adalah murid pertama pendeta Tong yang dia kawal untuk menemukan kitab suci di Barat.Dalam Bahasa Vietnam dia bernama Ton Ngo Khong, dalam bahasa Jepang adalah Son Gok, dan dalam bahasa Thai adalah Sun Ngokong. Sedangkan dalam versi asli Bahasa China adalah Sun Wukong.

Ada begitu banyak film tentang perjalanan ke barat ini dari masa ke masa. Nah berikut ini adalah beberapa pemeran karakter Sun Go Kong, dirilis brilio.net dari berbagai sumber, Minggu (6/11)

Pria bernama asli Zhang Jinlai ini memerankan Sun Go Kong pada serial TV Journey to the West

Stephen Chow Sing-chi bermain dalam A Chinese Odyssey. Episode Pandora's Box (1995) maupun episode Cinderella (1995).

Dia berperan sebagai Monkey King dalam film The Forbidden Kingdom (2008).

Dicky Cheung Wai-kin memerankan Sun Go Kong dalam serial TV Journey to the West (1996) serta serial TV The Monkey King: Quest for the Sutra (2002).

Dia berperan film The Monkey King (2014).

Karakter Sun Go Konh diperankannya dalam serial TV Saiyuki (Monkey) (1978 –1980).

Di The Monkey King (2014) Aaron Kwok Fu-shing berperan sebagai Bull Demon King. Lalu pada The Monkey King 2 (2001) Kwok memerankan Sun Go Kong.

Dalam film Journey to the West (2013), alumni Beijing Film Academy ini menjadi pemeran Sun Go Kong.

Dia bermain sebagai Monkey King dalam Heavenly Legend (1999).

Perannya sebagai Monkey King ada di mini series The Monkey King atau yang dikenal pula The Lost Empire (2001).

Dia adalah SUn Go Kong dalam film A Chinese Tall Story (2005).

Pris yang dikenal pula dengan Elliot Ngok ini memerankan Sun Go Kong di film Tie shan gong zhu (1966).

KOMPAS.com - Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta semangat menemukan dunia baru telah mendorong bangsa Eropa untuk melakukan penjelajahan samudra.

Pada abad ke-15, atau setelah jatuhnya Konstantinopel, beberapa bangsa Eropa mulai berlomba-lomba untuk menemukan dunia Timur, yang dikenal sebagai daerah penghasil rempah yang mereka butuhkan.

Para penjelajah samudra dari Portugis, Spanyol, Inggris, dan Belanda bahkan berhasil sampai ke Indonesia dan menjadikan nusantara sebagai koloninya.

Akan tetapi, bangsa Eropa ternyata bukan penjelajah pertama yang singgah di nusantara.

Sebab, aktivitas kerajaan di nusantara telah terekam dalam catatan para penjelajah China sejak abad ke-4 Masehi.

Berikut ini beberapa penjelajah dunia yang berhasil mencapai kepulauan Indonesia.

Catatan pertama tentang nusantara ditemukan dalam jurnal perjalanan seorang biksu penjelajah asal China bernama Fa Hien atau Faxian pada abad ke-4.

Fa Hien diperkirakan mengunjungi Pulau Jawa pada 399-414, dalam perjalanannya menuju India untuk memperdalam ajaran Buddha.

Dalam catatannya memang tidak banyak menguraikan tentang Pulau Jawa.

Akan tetapi, kisahnya menjadi salah satu bukti bahwa ada penjelajah yang telah datang ke kepulauan nusantara pada abad ke-4.

Baca juga: Faktor Penjelajahan Samudra Bangsa Eropa

I-Tsing adalah biksu dari China yang merupakan pengagum Fa Hien.

Sama seperti Fa Hien, I-Tsing pernah singgah di nusantara dalam perjalanannya menuju India untuk belajar agama Buddha.

Bahkan I-Tsing tinggal di Sriwijaya, yang saat itu menjadi pusat penyebaran agama Buddha, dalam waktu cukup lama.

Pada kunjungan pertamanya (671-672), I-Tsing menghabiskan enam bulan di Sriwijaya.

Kunjungan keduanya ke Sriwijaya terjadi pada pada 687, di mana ia banyak menerjemahkan kitab Buddha berbahasa Sanskerta ke bahasa Mandarin.

Catatan perjalanan I-Tsing menjadi sumber para peneliti dalam mengungkap Kerajaan Sriwijaya dan perkembangan ajaran Buddha di nusantara pada abad ke-7.

Marco Polo adalah penjelajah terkenal dari Italia yang melakukan perjalanan dari Eropa ke Asia melalui Jalur Sutra antara 1271-1295.

Pada 1292, Marco Polo yang telah lama tinggal di China memutuskan untuk kembali ke negaranya.

Dalam perjalannya itu, ia bersama rombongan sempat singgah di Pulau Sumatera dan Jawa.

Marco Polo menyebut bahwa Pulau Jawa sangat luas dan menceritakan tentang penyerangan Kubilai Khan ke kerajaan di Jawa.

Selain itu, ia juga menguraikan tentang beberapa kerajaan yang berdiri di nusantara saat itu, seperti Kerajaan Perlak, Samudera Pasai, dan Lamuri.

Baca juga: 10 Tokoh Ilmuwan Muslim dan Keahliannya

Ibnu Battutah adalah seorang penjelajah muslim berkebangsaan Maroko.

Ia memulai perjalanannya pada 1325 ke Mekah untuk menunaikan ibadah haji.

Setelah itu, Ibnu Battutah melanjutkan petualangannya ke Iran, Irak, Tanzania, India, China, Srilanka, Bangladesh, Myanmar, dan Indonesia.

Ia singgah di nusantara pada abad ke-14, tepatnya di Samudera Pasai.

Dari catatan Ibnu Battutah, dapat diketahui bahwa Kerajaan Samudera Pasai berdiri lebih awal dibandingkan dinasti Usmani di Turki, kira-kira pada 1297.

Laksamana Cheng Ho dikenal sebagai penjelajah dari China yang diyakini turut menyebarkan Islam di Indonesia.

Dalam tujuh kali ekspedisi yang dilakukan bersama armadanya ke berbagai negeri di Afrika dan Asia antara 1405-1433, ia selalu singgah di Indonesia.

Misi utama perjalanannya adalah untuk menjalin persahabatan dengan negara-negara lain serta menunjukkan supremasi politik negerinya.

Ketika singgah di Indonesia, Laksamana Cheng Ho mengunjungi kerajaan-kerajaan yang berdiri saat itu.

Kerajaan Aceh, Cirebon, dan Majapahit, adalah beberapa kerajaan yang diketahui pernah dikunjunginya.

Biasanya, Laksamana Cheng Ho akan memberikan hadiah kepada raja yang berkuasa, seperti contohnya Lonceng Cakra Donya yang ia serahkan kepada Sultan Aceh saat itu.

Baca juga: Penjelajahan Samudra oleh Portugis: Latar Belakang dan Kronologi

Setelah jatuhnya Konstantinopel, Portugis adalah bangsa Eropa yang pertama kali datang ke Indonesia.

Tokoh penjelajah samudra dari Portugis yang berhasil mencapai kepulauan Indonesia lebih dulu adalah Alfonso D'albuquerque dan Antonio de Abreu.

Pada 1512, Alfonso D'albuquerque tiba di Maluku, sementara Antonio de Abreu menemukan Pulau Timor dan mencapai Kepulauan Banda, Ambon, dan Seram.

Sejak saat itu, bangsa Portugis mulai memonopoli perdagangan rempah-rempah di Ternate.

Kekuasaan Portugis di Maluku pun berlangsung cukup lama, sekitar tahun 1512 sampai 1641.

Meski Bartholomeus Diaz dan Vasco da Gama adalah dua pelaut Portugis yang memelopori penjelajahan samudra ke Timur, nyatanya mereka berdua tidak pernah sampai ke Indonesia.

Spanyol adalah bangsa Eropa kedua yang datang ke Indonesia. Berbeda dari bangsa Portugis yang datang melalui Malaka, mereka muncul dari arah Filipina.

Kedatangan bangsa Spanyol ke Indonesia dipimpin oleh Kapten Sebastian Del Cano pada 1521.

Alhasil, Spanyol dan Portugis yang pernah berdamai dalam Perjanjian Tordesillas (1494) pun kembali bersitegang.

Kedua negara ini menyelesaikan persaingan di Indonesia melalui Perjanjian Saragosa pada 1529.

Lewat perjanjian itu, Kapten Sebastian Del Cano harus membawa rombongannya meninggalkan Indonesia dan kembali ke Filipina.

Sayangnya, Christophorus Columbus dan Ferdinan Magellan yang juga penjelajah hebat dari Spanyol tidak pernah sampai ke nusantara.

Baca juga: Jatuhnya Konstantinopel ke Tangan Turki

Setelah Portugis dan Spanyol, Inggris menyusul datang ke Indonesia.

Pada 1577, Francis Drake berlayar ke arah barat meninggalkan Inggris dan tiba di Ternate pada 1579.

Ratu Elizabeth I kemudian mengutus James Lancaster untuk pergi ke Timur melalui rute Tanjung Harapan.

Pada 1602, James Lancaster berhasil sampai di Aceh dan kemudian diteruskan ke Banten.

Ekspedisi Inggris ke nusantara berikutnya dipimpin oleh Henry Middleton, yang mendarat di Banten pada 1604.

Para penjelajah Inggris ini kemudian melanjutkan pelayarannya ke Ternate, Tidore, Ambon, dan Banda.

Bangsa Eropa yang terakhir sampai di Indonesia adalah Belanda.

Pada 1596, ekspedisi Belanda pertama yang dipimpin oleh Cornelis de Houtman tiba di Banten.

Akan tetapi, Cornelis de Houtman tidak lama di Indonesia karena mendapatkan penolakan dari rakyat.

Pada 1599, armada pimpinan Jacob van Neck berhasil mendarat di Maluku.

Dari ekspedisi kedua inilah Belanda mampu meraup keuntungan setelah berhasil mengangkut rempah-rempah.

Melihat kekayaan Indonesia, Belanda kemudian melakukan segala cara untuk mengusir Portugis.

Bank sering mengiklankan transfer bebas biaya atau rendah biaya, namun menambahkan markup tersembunyi pada nilai tukar. Wise memberikan nilai tukar pasar tengah yang sebenarnya agar Anda bisa menghemat banyak untuk transfer internasional.